Mengenal DDOS ( Distributed Denial of Service Attack )
DDoS attack adalah Distributed-Denial-of-Service Attack, sebuah usaha untuk membuat suatu sumber daya komputer menjadi tidak bisa dipakai oleh user-nya, dengan menggunakan ribuan zombie system yang ‘Menyerang’ secara bersamaan. Tujuannya negatif, yakni agar sebuah website atau layanan online tidak bisa bekerja dengan efisien atau bahkan mati sama sekali, untuk sementara waktu atau selama-lamanya. DDoS attack adalah salah satu model dari DoS ( denial-of-service) attack.
Target serangan DoS attack bisa ditujukan ke berbagai bagian jaringan. Bisa ke routing devices, web, electronic mail, atau server Domain Name System.
Ada 5 tipe dasar DoS attack :
1. Penggunaan berlebihan sumber daya komputer, seperti bandwith, disk space, atau processor.
2. Gangguan terhadap informasi konfigurasi, seperti informasi routing.
3. Gangguan terhadap informasi status, misalnya memaksa me-reset TCP session.
4. Gangguan terhadap komponen-komponen fisik network.
5. Menghalang-halangi media komunikasi antara komputer dengan user sehingga mengganggu komunikasi.
DoS attack juga termasuk eksekusi malware, yang dimaksudkan untuk :
* Memaksimalkan kerja processor, sehingga memblok tugas-tugas yang lain.
* Memicu terjadinya error di dalam microcode.
* Memicu error pada urutan instruksi dan memaksa komputer menjadi tidak stabil dan locked-up.
* Memanfaatkan error-error yang ada di system operasi yang berbuntut pada ‘kematian’ system.
* Membuat system operasi menjadi crash.
* iFrame (D)DoS, di dalamnya terdapat sebuah dokumen HTML yang sengaja dibuat untuk mengunjungi halaman web ber-kilobyte tinggi dengan berulang-ulang, hingga melampaui batas bandwith.
Gejala-gejala DDoS attack :
* Kinerja jaringan menurun. Tidak seperti biasanya, membuka file atau mengakses situs menjadi lebih lambat.
* Fitur-fitur tertentu pada sebuah website hilang.
* Website sama sekali tidak bisa diakses.
* Peningkatan jumlah email spam yang diterima sangat dramatis. Tipe DoS yang ini sering diistilahkan dengan “Mail Bomb”.
Contoh kasus DoS attack :
1. Februari 2007, lebih dari 10.000 server game online seperti Return to Castle Wolfenstein, Halo, Counter-Strike, diserang oleh group hacker “RUS”. DDoS attack berasal dari 1.000 lebih komputer yang terletak di negara bekas Uni Sovyet. Kebanyakan berasal dari Rusia, Uzbekistan dan Belarusia.
2. Juli 2008, banyak blog milik blogger-blogger konservatif, termasuk Macsmind.com, merasa mendapat serangan DDoS attack hingga beberapa terpaksa harus offline. Serangan ini dikaitkan dengan 3 IP address yang diregister melalui GoDaddy.com ke barrackobama.com, situs resmi calon presiden AS dari partai Demokrat, Barrack Obama. Sebelumnya, beberapa pendukung Obama juga melakukan serangan ke situs-situs pendukung Hillary Rodham Clinton dengan menggunakan google.com. Sampai 8 Agustus kemarin, asal pasti serangan masih belum jelas, namun Obama atau tim kampanyenya secara personal dianggap terlibat.
3. Pada tanggal 06 Juni 2014 kemarin, Facebook mendadak tidak dapat
diakses dan laman yang dituju menampilkan tulisan bahwa Facebook
mengalami masalah dan sedang diperbaiki. Ternyata ada klaim dari
kelompok peretas atas down-nya Facebook saat itu.
Kejadian yang mengakibatkan Facebook bermasalah pada tanggal 06 Juni 2014 (waktu Amerika Serikat atau tanggal 07 Juni 2014 waktu Indonesia) tersebut memang tergolong langka, karena jejaring sosial terkenal tersebut berulang kali tidak dapat diakses sekitar beberapa menit.
Sampai akhirnya Facebook kembali normal, tidak ada penjelasan apapun dari pihak mereka terkait kenapa masalah tersebut. Namun, baru-baru ini di Pastebin , ada satu klaim yang dituliskan oleh kelompok peretas asal Tunisia yang mengatakan bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.
Dalam penjelasannya, kelompok peretas bernama XhackerTN ini telah melancarkan serangan peretasan menggunakan DDoS dalam jumlah yang sangat besar atau 840Gbps untuk dapat melumpuhkan jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu.
Bahkan, apabila apa yang kelompok peretas ini klaim benar, maka dapat dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan peretasan menggunakan DDoS terbesar dalam sejarah.
Beberapa hari lalu , Facebook kembali mengalami permasalahan yang sama yaitu tidak dapat diakses dalam beberapa saat. Namun belum ada klaim dari pihak manapun atau juga penjelasan apakah Facebook kembali jebol atau memang sedang maintenance.
Kejadian yang mengakibatkan Facebook bermasalah pada tanggal 06 Juni 2014 (waktu Amerika Serikat atau tanggal 07 Juni 2014 waktu Indonesia) tersebut memang tergolong langka, karena jejaring sosial terkenal tersebut berulang kali tidak dapat diakses sekitar beberapa menit.
Sampai akhirnya Facebook kembali normal, tidak ada penjelasan apapun dari pihak mereka terkait kenapa masalah tersebut. Namun, baru-baru ini di Pastebin , ada satu klaim yang dituliskan oleh kelompok peretas asal Tunisia yang mengatakan bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.
Dalam penjelasannya, kelompok peretas bernama XhackerTN ini telah melancarkan serangan peretasan menggunakan DDoS dalam jumlah yang sangat besar atau 840Gbps untuk dapat melumpuhkan jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu.
Bahkan, apabila apa yang kelompok peretas ini klaim benar, maka dapat dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan peretasan menggunakan DDoS terbesar dalam sejarah.
Beberapa hari lalu , Facebook kembali mengalami permasalahan yang sama yaitu tidak dapat diakses dalam beberapa saat. Namun belum ada klaim dari pihak manapun atau juga penjelasan apakah Facebook kembali jebol atau memang sedang maintenance.
0 comments:
Post a Comment